“PERAN
MAHASISWA UNIVERSITAS MPU TANTULAR SEBAGAI AGENT
OF CHANGE DALAM BIDANG PENDIDIKAN
DI SEKOLAH ALTERNATIF ANAK JALANAN”
Jl.
Jembatan Merah No. 2 RT 02/05 Karet Kuningan Setiabudi, Jakarta Selatan
Dosen : Serepina Tiur Maida H. S.Sos., M.Pd.
Disusun
Oleh:
Soalon Prima
Malango
Prima_malango@yahoo.com
2014 3124 7311 50005
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S-1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MPU TANTULAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga
aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih
lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta
harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Penulis sangat tertarik untuk mengajukan judul: “Peran Mahasiswa
Universitas Mpu Tantular sebagai Agent of Change dalam bidang Pendidikan”
Terima kasih sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen
serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil
maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya,
baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang
kadangkala hanya menturuti egoisme
pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari
penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh
manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil
atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini ( masyarakat desa
dan masyarakat kota ) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Jakarta, Januari 2020
Penyusun
ABSTRAK
Nama : Soalon Prima
Simalango
Program Studi :
Teknik Sipil
Judul :
“Peran Mahasiswa Universitas Mpu Tantular sebagai Agent of Change dalam bidang Pendidikan di Sekolah Alternatif Anak
Jalanan”.
Fokus dari Makalah
ini adalah studi mengenai Peran Masyarakat Indonesia Khususnya Mahasiswa
Universitas Mpu Tantular, pada sebuah Sekolah Alternatif Anak Jalanan di
Jakarta. Konsep utama dari Mahasiswa sebagai Agent of Change adalah untuk menjelaskan
dimana peran para mahasiswa bagi masyarakat sangat beraneka ragam yang bisa
dilakukan. Adapun penelitian ini di dilakukan dengan menggunakan metode awan
yaitu dengan survey langsung ke lokasi dan melakukan wawancara kepada Guru-guru
dan para OrangTua Siswa Siswa, sementara kegiatan detail dilakukan dengan melakukan
kegiatan belajar dan sharing ilmu pengetahuan dengan adik-adik peserta kegiatan
tersebut. Hasil penelitian dari tahap Perencanaan berisi pembahasan bagaimana konsep
kegiatan yang akan dilakukan. Sementara itu konsep detail penunjukan bahwa kita
sebaagi mahasiswa harus berperan aktif dan melihat keluar permasalahan yang terjadi
disekitar kita.
Kata kunci:
Pengabdian
Masyarakat, Agent of Change, Social
Control, Iron Stock, Moral Force.
ABSTRACT
Name : Soalon Prima
Simalango
Study program : Civil Engineering
Title : "The Role of
Mpu Tantular University Students as an Agent of Change in the Field of
Education in Street Children Alternative Schools".
The focus of
this Paper is the study of the Role of Indonesian Communities, Especially
Students of Mpu Tantular University, at an Alternative School for Street
Children in Jakarta. The main concept of students as agents of change is to
explain where the role of students in society is very diverse. The research was
conducted using the cloud method by direct survey to the location and
conducting interviews with the Teachers and Parents of the Students, while
detailed activities were carried out by conducting learning activities and
sharing knowledge with the participants' younger siblings. The results of the
research from the Planning stage contain a discussion of the concept of
activities to be carried out. Meanwhile, the concept of detailed designation
that we as students must play an active role in and look out for problems that
occur around us.
Keywords:
Community
Service, Agent of Change, Social Control, Iron Stock, Moral Force.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sekarang, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam.
Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang
tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya seperti
dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan gaji yang tidak
masuk akal, dan sebagainya. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan
anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu
juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan, khususnya kota Jakarta
merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal hal ini
seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi.
Mencermati lagi tentang permasalahan dunia anak jalanan, rusaknya mental
anak menimbulkan bahaya yang sangat mengkhawatirkan. Kekhawatiran ini khususnya
bagi mereka yang menekuni profesi sebagai pengamen atau peminta-minta,
Kemudahan memperoleh uang dikhawatirkan dapat mnegondisikan sikap manja dan
membuat mereka enggan bekerja keras. Sikap mental sebagai peminta ini tentu
kurang baik bagi dirinya sebagai bekal dalam menapak masa depan. Mereka pun
rentan untuk bisa diharapkan menghadapi persaingan keras dalam meraih
kebahagiaan dan kesejahteraan apabila kelak menjadi dewasa. Seperti yang
terlihat juga kondisi yang sungguh memperihatikan pada sebagian anak jalanan
yang masih sempat mengenyam pendidikan, banyak diantaranya sudah tak
memperdulikannya lagi. Mereka pun seolah-olah kehilangan motivasi dan tidak
menghiraukan lagi pentingnya pendidikan sebagai bekal bagi kehidupan yang lebih
baik pada masa depan. Bagi mereka, apalah arti bersekolah kalau kenyataannya
mereka berada ditengah pahitnya penderitaan akibat kemiskinan yang melanda
keluarganya.
Program pengentasan anak jalanan yang dilakukan oleh pemerintah
sebenarnya sudah efektif. Akan tetapi usaha-usaha yang dilakukan kurang
tersampaikan secara menyeluruh. Banyak instansi juga yang memberikan bantuannya
berupa materi, akan tetapi mereka tetap saja tidak mendapatkan perubahan. Setelah
mendapat bantuan, mereka akan kembali kejalanan. Perubahan yang perlu
dimunculkan pada diri anak jalanan adalah perubahan mental kearah yang lebih
baik. Bukan hanya bantuan secara materil yang penting bagi mereka, akan tetapi
juga moril, berupa kesemangatan baru yang dapat membawa anak terdorong menjadi
manusi yang mandiri.
Menyoroti dari permasalahan diatas, maka kami
membentuk sebuah gagasan tertulis untuk mengatasi permasalahan mengenai
kehidupan anak jalanan. Yaitu dengan mengadakan Kegiatan Belajar mandiri maupun
kelompok dengan media yang lebih atraktif dan memancing imajinasi para peserta
untuk berperan aktif dan berpikir pada kegiatan belajar tersebut. Kegiatan
belajar ini bertujuan agar anak-anak jalanan yang ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut tidak turun kejalan sementara selama kegiatan belajar tersebut
berlangsung. Selain itu, mereka diberi sebuah motivasi dan perubahan mindset
sehingga mereka dapat mengatasi persoalan hidupnya, dan tidak mengambil jalan
pintas untuk mengatasinya. Jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun selalu
mengalami peningkatan. Keberadaan dan berkembangnya jumlah anak jalanan
merupakan persoalan yang perlu menjadi perhatian. Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu penyelesaian agar para anak jalanan tidak terpuruk dalam kondisi yang ada
saat ini, mengingat mereka adalah generasi penerus bangsa yang akan dating.
Mengubah mental anak jalanan itulah yang terpenting, dengan adanya kegiatan
belajar sharing ilmu pengetahuan dari para mahasiswa dan dosen yang terlibat
dalam kegiatan tersebut, besar harapannya dapat merubah anak jalanan menuju
masa depan yang lebih baik.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Rusaknya
mental anak jalanan menimbulkan bahaya yang sangat mengkhawatirkan bagi
diri mereka sendiri, maka dari itu perlu adanya strategi tepat yang bisa
merubah mental anak jalanan tersebut.
- Jumlah
anak jalanan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Keberadaan
dan berkembangnya jumlah anak jalanan merupakan persoalan yang perlu
menjadi perhatian. Oleh karena itu perlu adanya cara pengentasan yang
sesuai bagi anak jalanan.
- Bagaimana
peran dan fungsi mahasiswa sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa?
- Bagaimana
mahasiswa bisa dikatakan sebagai agen of change?
- Bagaiaman
mahasiswa bisa dikatakan sebagai iron stock?
TUJUAN
a) Tujuan umum
Untuk menambah dan membuka wawasan generasi muda terkait peran dan
fungsinya sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa.
b) Tujuan khusus
1.
Menjelaskan peran dan fungsi sejati mahasiswa sebagai generasi penerus
2.
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait generasi penerus sebagai
agent of change dan iron stock
3.
Mewujudkan mahasiswa sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa yang
berkarakter dan ideal.
TINJAUAN PUSTAKA
REFERNSI BUKU-BUKU
- Sugito
Pengertian agent of change adalah bentuk lain dari orang berpengaruh dan
mampu mempengaruhi sikap orang lain untuk menerima suatu inovasi. Pembaharuan
tersebut dapat terjadi apabila adanya inovasi, baik inovasi yang berupa
penemuan baru atau perubahan dari penemuan yang sudah ada.
- Sofyan
(2014)
Menutnya, definisi agen perbuahan atau agent of change adalah sebuah
kata motivasi yang dilakukan untuk
menggenggerak ke dalam bentuk perubahan
yang lebih baik.“
- Ayu
Luhuan (2014).
Arti agent of change adalah sekelompok orang yang mendapat perhatian dan
harapan masyarakat untuk dapat memimpin dan menjalan sistem sosial.
- Rahmia
(2014)
Pengertian agent of change adalah seseorang atau individu yang memiliki
tigas untuk dapat memberikan bertugas perubahan kepada masyarakat dan
lingkungan sekitar.
- Soerjono
Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto menyatakan, pihak-pihak yang menghendaki
perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang
mendapat kepercayaan sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan. (Soekanto, 1992:273)
- Dalam
rumusan Havelock (1973), agen perubahan adalah orang yang membantu
terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi berencana.(Nasution,
1990:37)
- Menurut Robbins dalam Wibowo (2006:117)
diperlukan orang yang harus bertanggung jawab terhadap proses perubahan.
Agen perubahan adalah orang yang bertindak sebagai katalis dan
memperkirakan tanggung jawab untuk mengelola aktivitas perubahan.
- Menurut Rivai & Mulyadi (2009:103) agen
perubahan merupakan orang-orang baik konsultan maupun manajer yang
mempunyai perspektif baru (mampu menciptakan efisiensi, efektivitas, dan
kesehatan organisasi) di dalam perubahan atau pengembangan organisasi atau
orang-orang yang membawa gagasan baru dan pendapat atau solusi yang
membantu anggota organisasi.
- Para individu atau kelompok-kelompok, yang
diberi tanggung jawab untuk mengubah perilaku dan sistem-sistem, dinamakan
orang para agen perubahan. Para ahli ilmu jiwa dan para konsultan, sering
kali diminta bantuan mereka pada organisasi-organisasi, sebagai agen-agen
perubahan guna menghadapi bahkan mengikuti perubahan (Winardi, 2008:
96-97).
- Agen
perubahan menurut Robbins
& Coulter dalam Supriyanto (2016:32) adalah orang yang bertindak
sebagai katalisator dan mengelola perubahan yang terjadi.
- Menurut Rogers
dalam Budiman (2016) pekerjaan agen pembaharu mencakup berbagai macam
pekerjaan seperti guru, konsultan, penyuluh kesehatan, dan sebagainya.
Semua agen pembaharu bertugas membuat jalinan komunikasi antara pengusaha
pembaharu (sumber inovasi) dengan sistem klien (sasaran
inovasi). Tugas utama agen pembaharu adalah melancarkan jalnnya arus
inovasi dari pengusaha pembaharu ke klien. Proses komunikasi ini akan
efektif jika inovasi yang disampaikan ke klien harus dipilih sesuai dengan
kebutuhannya atau sesuai dengan masalah yang dihadapinya.
- Menurut Supriyanto (2009: 22-23) orang atau
pihak yang dapat menjadi agen perubahan dapat berasal dari dalam (agen
internal) maupun luar organisasi (agen eksternal). Agen internal antara
lain para manajer maupun staf khusus dalam organisasi, sedangkan dari agen
eksternal luar antara lain konsultan atau orang yang benar-benar ahli
untuk memimpin perubahan organisasional pada bidang tertentu.
- Judul
Buku : Agens of ChangePenulis : Endang Tri K. Sukarso, Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama Cetakan : Pertama, Oktober 2012
REFERENSI LINK NARASUMBER
METODE PELAKSANAAN
Metode yang akan digunakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian
Masyarakat adalah dengan memberikan pelatihan dalam bentuk Kegiatan Belajar
yang di dalamnya akan diselipkan semangat motivasi dan materi yang mampu
menggugah semangat (motivatif-inspiratif-prestatif). Untuk perijinannya, kami
bekerjasama dengan instansi terkait seperti Guru-guru yang secara suka rela
mangajar anak-anak jalaanan yang berada di sekolah tersebut.
● Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan pelatihan tersebut akan dilaksanakan pada bulan ke-tiga pada
saat kegiatan pengabdian itu berlangsung. ‘Motivation Learning’ akan
dilaksanakan di Sekolah Alternatif Anak Jalanan sebagai tempat berkumpulnya
anak-anak kemudian diperlihatkan film motivasi, dan dilanjutkan dengan belajar
menebak dengan benar mengani rambu-rambu lalu lintas agar anak-anak lebih paham
aturan. Jumlah anak akan disesuaikan dengan pertimbangan kapasitas tempat yang
tersedia mencukupi untuk mengadakan Motivation
Learning tersebut.
Kegiatan
pengabdian berupa Motivation Learning bagi anak jalanan ini akan dilaksanakan
dalam beberapa tahap, meliputi;
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan
program ini meliputi;
1. Survei tempat pelaksanaan kegiatan.
2. Pembuatan proposal dan menyelesaikan administrasi
perijinan pada instansi yang akan dilibatkan pada pelaksanaan kegiatan.
3. Pembuatan Rancangan Motivating
4. Mengadakan kerjasama dengan pakar Motivating
sebagai Trainer pada kegiatan ini.
5. Pembuatan dan penyebaran undangan Ka. Prodi Hukum
dan Ka. Prodi Teknik sipil dan Arsitektur
6. Pembuatan dan pemasangan spanduk publikasi
pelatihan.
b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan sebanyak satu kali. Peserta dikumpulkan dalam satu
ruangan yang dikondisikan oleh trainer. Sebelum memasuki ruangan, peserta
dibekali dengan asesoris motivating. Di dalam ruangan anak-anak diberi game
kecil sebagai pengakraban. Masing-masing peserta kemudian di ajak ke lapangan
untuk selanjutnya mangikuti motivating.
Sebagai alat ukur keberhasilan dari pelatihan yang kami berikan ini, kami
memberikan quisioner setelah pelatihan berakhir. Isi dari quisioner ini,
seperti: motivasi anak-anak yang datang ke pelatihan ini, semangat dan motivasi
yang didapatkan setelah mengikuti pelatihan,dsb.
Sebagai penutup dari Motivation Learning ini, kami menampilkan film
pendek yang kami buat sendiri agar memotivasi anak-anak jalanan untuk
bersemangat dalam menggapai cita-citanya, bukan sebagai pengemis atau pengamen
c. Tahap akhir
Tahap akhir terdiri dari pembuatan laporan hasil kegiatan dan pengumpulan
laporan hasil kegiatan.
PEMBAHASAN
Pengertian “ Mahasiswa sebagai Agent
of Change”
Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di
masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu
berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh
kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa
dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu
kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan
kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa
hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi
terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya
hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki
tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri
dari masyarakat. Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan
posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa tersebut.
1. Agent Of Change
(Generasi Perubahan)
Mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Artinya jika ada sesuatu
yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk
merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya. Dengan harapan bahwa suatu hari
mahasiswa dapat menggunakan disiplin ilmunya dalam membantu pembangunan
Indonesia untuk menjadi lebih baik kedepannya.
Mahasiswa adalah salah satu harapan suatu bangsa agar bisa berubah ke
arah lebih baik. hal ini dikarenakan mahasiswa dianggap memiliki intelek yang
cukup bagus dan cara berpikir yang lebih matang, sehingga diharapkan mereka
dapat menjadi jembatan antara rakyat dengan pemerintah.
2. Social Control
(Generasi Pengontrol)
Sebagai generasi pengontorol seorang mahasiswa diharapkan mampu
mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Jadi, selain
pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi
dan memiliki kepekaan dengan lingkungan. Mahasiswa diupayakan agar mampu
mengkritik, memberi saran dan memberi solusi jika keadaan sosial bangsa sudah
tidak sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa, memiliki kepekaan, kepedulian,
dan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang kondisi yang
teraktual. Asumsi yang kita harapkan dengan perubahan kondisi sosial masyarakat
tentu akan berimbas pada perubahan bangsa.
3. Iron Stock (Generasi
Penerus)
Sebagai tulang punggung bangsa di masa depan, mahasiswa diharapkan
menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang
nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya di pemerintahan kelak.
Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan
bangsa Indonesia. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan
bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua
ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus.
Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat
sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
4. Moral Force (Gerakan
Moral)
Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat, diwajibkan
untuk menjaga moral-moral yang ada. Bila di lingkungan sekitar terjadi hal-hal
yang menyimpang dari norma yang ada, maka mahasiswa dituntut untuk merubah dan
meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan. Mahasiswa sendiripun
harus punya moral yang baik agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat dan juga
harus bisa merubah ke arah yang lebih baik jika moral bangsa sudah sangat
buruk, baik melalui kritik secara diplomatis ataupun aksi.
Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu saja tidak bisa
disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa.
Mahasiswa pun masih tergolong kaum idealis, dimana keyakinan dan pemikiran
mereka belum dipengaruhi oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya. Sehingga
mahasiswa dapat dikatakan memiliki posisi diantara masyarakat dan pemerintah.
Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke pemerintah dapat berperan sebagai
kontrol politik, yaitu mengawasi dan membahas segala pengambilan keputusan
beserta keputusan-keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya. Mahasiswa pun
dapat berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan melakukan interaksi
sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis masalah yang tepat maka
diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan realita yang terjadi di masyarakat
beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah
yang terjadi di masyarakat.
Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan
sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu
menyosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang
kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari
masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang harus “menerjemahkan”
maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah
dimengerti masyarakat.
Posisi mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri di antara
idealisme dan realita. Tak jarang kita berat sebelah, saat kita membela
idealisme ternyata kita melihat realita masyarakat yang semakin buruk. Saat
kita berpihak pada realita, ternyata kita secara tak sadar sudah meninggalkan
idealisme kita dan juga kadang sudah meninggalkan watak ilmu yang seharusnya
kita miliki. Contoh kasusnya yang paling gampang adalah saat terjadi penaikkan
harga BBM beberapa bulan yang lalu.
Perjuangan-perjuangan yang dilakukan mahasiswa kini sudah kehilangan
esensinya, sehingga masyarakat sudah tidak menganggapnya suatu harapan
pembaruan lagi. Perjuangan mahasiswa kini sudah berdiri sendiri dan tidak lagi
“satu nafas” bersama rakyat.
Diharapkan kedepannya mahasiswa merupakan gerbang yang sangat potensial
untuk mengkritiki kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak mengarah terhadap
kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan hadirnya mahasiswa di tengah-tengah masyarakat sebagai penyambung
lidah maka segala bentuk aspirasi antara masyarakat dan pemerintah dengan
tujuan pembangunan dan kesejahteraan baik dalam jangka pendek, jangka menengah,
dan jangka panjang maka akan menjadi nilai tolak ukur terpenting demi kemajuan
suatu bangsa dan negara.
PENUTUP
Kesimpulan
Secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi
strategis, yaitu sebagai penyampai kebenaran (agent of social control), sebagai
agen perubahan (agent of change),dan sebagai generasi penerus masa depan (iron
stock). Selain itu, seorang mahasiswa sebagai generasi penerus dan pemimpin
bangsa harus mempunyai karakter dan jiwa pemimpin yang ideal, yang mana harus
memiliki nilai lebih dalam kehidupannya. Sejatinya, generasi penerus dan
pemimpin yang ideal harus tanguh, mandiri, tidak mudah putus asa, bertanggung
jawab, berani, tegas, bertindak yang berlandaskan pancasila serta peka terhadap
isu dan kejadian di sekitarnya.
Saran
Dalam mewujudkan peran mahasiswa sebagai generasi
penerus bangsa mulailah dari hal kecil di kehidupan sehari hari . seperti jujur
dalam berkata kata, melakukan sebuah inovasi untuk perubahan di dalam belajar, ataupun
belajar menjadi sebuah pemimpin di dalam sebuah regu . ingatlah sesuatu yang
besar dimulai dari hal yang kecil.
DAFTAR
PUSTAKA
Judul Buku : Agens of ChangePenulis : Endang Tri K. Sukarso, Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama Cetakan : Pertama, Oktober 2012
Seseorang
atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin satu atau
lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. (Soekanto, 1992:273)
No comments:
Post a Comment