Wednesday, February 12, 2020


“PERAN MAHASISWA UNIVERSITAS MPU TANTULAR SEBAGAI AGENT OF CHANGE DALAM BIDANG PENDIDIKAN
DI SEKOLAH ALTERNATIF ANAK JALANAN”
Jl. Jembatan Merah No. 2 RT 02/05 Karet Kuningan Setiabudi, Jakarta Selatan
Dosen : Serepina Tiur Maida H. S.Sos., M.Pd.









Disusun Oleh:
Soalon Prima Malango
Prima_malango@yahoo.com
2014 3124 7311 50005

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S-1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MPU TANTULAR
2019





KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih  lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Penulis sangat tertarik untuk mengajukan judul: “Peran Mahasiswa Universitas Mpu Tantular sebagai Agent of Change dalam bidang Pendidikan”
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada  Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan  dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian  kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya  menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran  yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini ( masyarakat desa dan masyarakat kota ) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Jakarta,    Januari 2020

 Penyusun




ABSTRAK

Nama                           : Soalon Prima Simalango
Program Studi             : Teknik Sipil
Judul                           : “Peran Mahasiswa Universitas Mpu Tantular sebagai Agent of Change dalam bidang Pendidikan di Sekolah Alternatif Anak Jalanan”.

Fokus dari Makalah ini adalah studi mengenai Peran Masyarakat Indonesia Khususnya Mahasiswa Universitas Mpu Tantular, pada sebuah Sekolah Alternatif Anak Jalanan di Jakarta. Konsep utama dari Mahasiswa sebagai Agent of Change adalah untuk menjelaskan dimana peran para mahasiswa bagi masyarakat sangat beraneka ragam yang bisa dilakukan. Adapun penelitian ini di dilakukan dengan menggunakan metode awan yaitu dengan survey langsung ke lokasi dan melakukan wawancara kepada Guru-guru dan para OrangTua Siswa Siswa, sementara kegiatan detail dilakukan dengan melakukan kegiatan belajar dan sharing ilmu pengetahuan dengan adik-adik peserta kegiatan tersebut. Hasil penelitian dari tahap Perencanaan berisi pembahasan bagaimana konsep kegiatan yang akan dilakukan. Sementara itu konsep detail penunjukan bahwa kita sebaagi mahasiswa harus berperan aktif dan melihat keluar permasalahan yang terjadi disekitar kita.

Kata kunci:
Pengabdian Masyarakat, Agent of Change, Social Control, Iron Stock, Moral Force.





ABSTRACT

Name                           : Soalon Prima Simalango
Study program                        : Civil Engineering
Title                             : "The Role of Mpu Tantular University Students as an Agent of Change in the Field of Education in Street Children Alternative Schools".

The focus of this Paper is the study of the Role of Indonesian Communities, Especially Students of Mpu Tantular University, at an Alternative School for Street Children in Jakarta. The main concept of students as agents of change is to explain where the role of students in society is very diverse. The research was conducted using the cloud method by direct survey to the location and conducting interviews with the Teachers and Parents of the Students, while detailed activities were carried out by conducting learning activities and sharing knowledge with the participants' younger siblings. The results of the research from the Planning stage contain a discussion of the concept of activities to be carried out. Meanwhile, the concept of detailed designation that we as students must play an active role in and look out for problems that occur around us.

Keywords:
Community Service, Agent of Change, Social Control, Iron Stock, Moral Force.


PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG
Sekarang, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya seperti dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan gaji yang tidak masuk akal, dan sebagainya. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan, khususnya kota Jakarta merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi.
Mencermati lagi tentang permasalahan dunia anak jalanan, rusaknya mental anak menimbulkan bahaya yang sangat mengkhawatirkan. Kekhawatiran ini khususnya bagi mereka yang menekuni profesi sebagai pengamen atau peminta-minta, Kemudahan memperoleh uang dikhawatirkan dapat mnegondisikan sikap manja dan membuat mereka enggan bekerja keras. Sikap mental sebagai peminta ini tentu kurang baik bagi dirinya sebagai bekal dalam menapak masa depan. Mereka pun rentan untuk bisa diharapkan menghadapi persaingan keras dalam meraih kebahagiaan dan kesejahteraan apabila kelak menjadi dewasa. Seperti yang terlihat juga kondisi yang sungguh memperihatikan pada sebagian anak jalanan yang masih sempat mengenyam pendidikan, banyak diantaranya sudah tak memperdulikannya lagi. Mereka pun seolah-olah kehilangan motivasi dan tidak menghiraukan lagi pentingnya pendidikan sebagai bekal bagi kehidupan yang lebih baik pada masa depan. Bagi mereka, apalah arti bersekolah kalau kenyataannya mereka berada ditengah pahitnya penderitaan akibat kemiskinan yang melanda keluarganya.
Program pengentasan anak jalanan yang dilakukan oleh pemerintah sebenarnya sudah efektif. Akan tetapi usaha-usaha yang dilakukan kurang tersampaikan secara menyeluruh. Banyak instansi juga yang memberikan bantuannya berupa materi, akan tetapi mereka tetap saja tidak mendapatkan perubahan. Setelah mendapat bantuan, mereka akan kembali kejalanan. Perubahan yang perlu dimunculkan pada diri anak jalanan adalah perubahan mental kearah yang lebih baik. Bukan hanya bantuan secara materil yang penting bagi mereka, akan tetapi juga moril, berupa kesemangatan baru yang dapat membawa anak terdorong menjadi manusi yang mandiri.
Menyoroti dari permasalahan diatas, maka kami membentuk sebuah gagasan tertulis untuk mengatasi permasalahan mengenai kehidupan anak jalanan. Yaitu dengan mengadakan Kegiatan Belajar mandiri maupun kelompok dengan media yang lebih atraktif dan memancing imajinasi para peserta untuk berperan aktif dan berpikir pada kegiatan belajar tersebut. Kegiatan belajar ini bertujuan agar anak-anak jalanan yang ikut terlibat dalam kegiatan tersebut tidak turun kejalan sementara selama kegiatan belajar tersebut berlangsung. Selain itu, mereka diberi sebuah motivasi dan perubahan mindset sehingga mereka dapat mengatasi persoalan hidupnya, dan tidak mengambil jalan pintas untuk mengatasinya. Jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Keberadaan dan berkembangnya jumlah anak jalanan merupakan persoalan yang perlu menjadi perhatian. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penyelesaian agar para anak jalanan tidak terpuruk dalam kondisi yang ada saat ini, mengingat mereka adalah generasi penerus bangsa yang akan dating. Mengubah mental anak jalanan itulah yang terpenting, dengan adanya kegiatan belajar sharing ilmu pengetahuan dari para mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam kegiatan tersebut, besar harapannya dapat merubah anak jalanan menuju masa depan yang lebih baik.


PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
  1. Rusaknya mental anak jalanan menimbulkan bahaya yang sangat mengkhawatirkan bagi diri mereka sendiri, maka dari itu perlu adanya strategi tepat yang bisa merubah mental anak jalanan tersebut.
  2. Jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Keberadaan dan berkembangnya jumlah anak jalanan merupakan persoalan yang perlu menjadi perhatian. Oleh karena itu perlu adanya cara pengentasan yang sesuai bagi anak jalanan.
  3. Bagaimana peran dan fungsi mahasiswa sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa?
  4. Bagaimana mahasiswa bisa dikatakan sebagai agen of change?
  5. Bagaiaman mahasiswa bisa dikatakan sebagai iron stock?

TUJUAN
a)      Tujuan umum
Untuk menambah dan membuka wawasan generasi muda terkait peran dan fungsinya sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa.

b)      Tujuan khusus
1.      Menjelaskan peran dan fungsi sejati mahasiswa sebagai generasi penerus
2.      Memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait generasi penerus sebagai agent of change dan iron stock
3.      Mewujudkan mahasiswa sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa yang berkarakter dan ideal.




TINJAUAN PUSTAKA

REFERNSI BUKU-BUKU
  1. Sugito
Pengertian agent of change adalah bentuk lain dari orang berpengaruh dan mampu mempengaruhi sikap orang lain untuk menerima suatu inovasi. Pembaharuan tersebut dapat terjadi apabila adanya inovasi, baik inovasi yang berupa penemuan baru atau perubahan dari penemuan yang sudah ada.
  1. Sofyan (2014)
Menutnya, definisi agen perbuahan atau agent of change adalah sebuah kata  motivasi yang dilakukan untuk menggenggerak  ke dalam bentuk perubahan yang lebih baik.“
  1. Ayu Luhuan (2014).
Arti agent of change adalah sekelompok orang yang mendapat perhatian dan harapan masyarakat untuk dapat memimpin dan menjalan sistem sosial.
  1. Rahmia (2014)
Pengertian agent of change adalah seseorang atau individu yang memiliki tigas untuk dapat memberikan bertugas perubahan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.
  1. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto menyatakan, pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. (Soekanto, 1992:273)
  1. Dalam rumusan Havelock (1973), agen perubahan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi berencana.(Nasution, 1990:37)
  2. Menurut Robbins dalam Wibowo (2006:117) diperlukan orang yang harus bertanggung jawab terhadap proses perubahan. Agen perubahan adalah orang yang bertindak sebagai katalis dan memperkirakan tanggung jawab untuk mengelola aktivitas perubahan.
  3. Menurut Rivai & Mulyadi (2009:103) agen perubahan merupakan orang-orang baik konsultan maupun manajer yang mempunyai perspektif baru (mampu menciptakan efisiensi, efektivitas, dan kesehatan organisasi) di dalam perubahan atau pengembangan organisasi atau orang-orang yang membawa gagasan baru dan pendapat atau solusi yang membantu anggota organisasi.
  4. Para individu atau kelompok-kelompok, yang diberi tanggung jawab untuk mengubah perilaku dan sistem-sistem, dinamakan orang para agen perubahan. Para ahli ilmu jiwa dan para konsultan, sering kali diminta bantuan mereka pada organisasi-organisasi, sebagai agen-agen perubahan guna menghadapi bahkan mengikuti perubahan (Winardi, 2008: 96-97).
  5. Agen perubahan menurut Robbins & Coulter dalam Supriyanto (2016:32) adalah orang yang bertindak sebagai katalisator dan mengelola perubahan yang terjadi.
  6. Menurut Rogers dalam Budiman (2016) pekerjaan agen pembaharu mencakup berbagai macam pekerjaan seperti guru, konsultan, penyuluh kesehatan, dan sebagainya. Semua agen pembaharu bertugas membuat jalinan komunikasi antara pengusaha pembaharu (sumber inovasi) dengan sistem klien (sasaran inovasi). Tugas utama agen pembaharu adalah melancarkan jalnnya arus inovasi dari pengusaha pembaharu ke klien. Proses komunikasi ini akan efektif jika inovasi yang disampaikan ke klien harus dipilih sesuai dengan kebutuhannya atau sesuai dengan masalah yang dihadapinya.
  7. Menurut Supriyanto (2009: 22-23) orang atau pihak yang dapat menjadi agen perubahan dapat berasal dari dalam (agen internal) maupun luar organisasi (agen eksternal). Agen internal antara lain para manajer maupun staf khusus dalam organisasi, sedangkan dari agen eksternal luar antara lain konsultan atau orang yang benar-benar ahli untuk memimpin perubahan organisasional pada bidang tertentu.
  8. Judul Buku : Agens of ChangePenulis : Endang Tri K. Sukarso, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Cetakan : Pertama, Oktober 2012

REFERENSI LINK NARASUMBER


METODE PELAKSANAAN

Metode yang akan digunakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat adalah dengan memberikan pelatihan dalam bentuk Kegiatan Belajar yang di dalamnya akan diselipkan semangat motivasi dan materi yang mampu menggugah semangat (motivatif-inspiratif-prestatif). Untuk perijinannya, kami bekerjasama dengan instansi terkait seperti Guru-guru yang secara suka rela mangajar anak-anak jalaanan yang berada di sekolah tersebut.
● Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan pelatihan tersebut akan dilaksanakan pada bulan ke-tiga pada saat kegiatan pengabdian itu berlangsung. ‘Motivation Learning’ akan dilaksanakan di Sekolah Alternatif Anak Jalanan sebagai tempat berkumpulnya anak-anak kemudian diperlihatkan film motivasi, dan dilanjutkan dengan belajar menebak dengan benar mengani rambu-rambu lalu lintas agar anak-anak lebih paham aturan. Jumlah anak akan disesuaikan dengan pertimbangan kapasitas tempat yang tersedia mencukupi untuk mengadakan Motivation  Learning tersebut.
Kegiatan pengabdian berupa Motivation Learning bagi anak jalanan ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, meliputi;
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan program ini meliputi;
1. Survei tempat pelaksanaan kegiatan.
2. Pembuatan proposal dan menyelesaikan administrasi perijinan pada instansi yang akan dilibatkan pada pelaksanaan kegiatan.
3. Pembuatan Rancangan Motivating
4. Mengadakan kerjasama dengan pakar Motivating sebagai Trainer pada kegiatan ini.
5. Pembuatan dan penyebaran undangan Ka. Prodi Hukum dan Ka. Prodi Teknik sipil dan Arsitektur
6. Pembuatan dan pemasangan spanduk publikasi pelatihan.
b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan sebanyak satu kali. Peserta dikumpulkan dalam satu ruangan yang dikondisikan oleh trainer. Sebelum memasuki ruangan, peserta dibekali dengan asesoris motivating. Di dalam ruangan anak-anak diberi game kecil sebagai pengakraban. Masing-masing peserta kemudian di ajak ke lapangan untuk selanjutnya mangikuti motivating.
Sebagai alat ukur keberhasilan dari pelatihan yang kami berikan ini, kami memberikan quisioner setelah pelatihan berakhir. Isi dari quisioner ini, seperti: motivasi anak-anak yang datang ke pelatihan ini, semangat dan motivasi yang didapatkan setelah mengikuti pelatihan,dsb.
Sebagai penutup dari Motivation Learning ini, kami menampilkan film pendek yang kami buat sendiri agar memotivasi anak-anak jalanan untuk bersemangat dalam menggapai cita-citanya, bukan sebagai pengemis atau pengamen

c. Tahap akhir
Tahap akhir terdiri dari pembuatan laporan hasil kegiatan dan pengumpulan laporan hasil kegiatan.



PEMBAHASAN

Pengertian “ Mahasiswa sebagai Agent of Change”
Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa tersebut.





1. Agent Of Change (Generasi Perubahan)
Mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Artinya jika ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya. Dengan harapan bahwa suatu hari mahasiswa dapat menggunakan disiplin ilmunya dalam membantu pembangunan Indonesia untuk menjadi lebih baik kedepannya.
Mahasiswa adalah salah satu harapan suatu bangsa agar bisa berubah ke arah lebih baik. hal ini dikarenakan mahasiswa dianggap memiliki intelek yang cukup bagus dan cara berpikir yang lebih matang, sehingga diharapkan mereka dapat menjadi jembatan antara rakyat dengan pemerintah.

2. Social Control (Generasi Pengontrol)
Sebagai generasi pengontorol seorang mahasiswa diharapkan mampu mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Jadi, selain pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi dan memiliki kepekaan dengan lingkungan. Mahasiswa diupayakan agar mampu mengkritik, memberi saran dan memberi solusi jika keadaan sosial bangsa sudah tidak sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa, memiliki kepekaan, kepedulian, dan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang kondisi yang teraktual. Asumsi yang kita harapkan dengan perubahan kondisi sosial masyarakat tentu akan berimbas pada perubahan bangsa.
3. Iron Stock (Generasi Penerus)
Sebagai tulang punggung bangsa di masa depan, mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya di pemerintahan kelak. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan bangsa Indonesia. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.

4. Moral Force (Gerakan Moral)
Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat, diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang ada. Bila di lingkungan sekitar terjadi hal-hal yang menyimpang dari norma yang ada, maka mahasiswa dituntut untuk merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan. Mahasiswa sendiripun harus punya moral yang baik agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat dan juga harus bisa merubah ke arah yang lebih baik jika moral bangsa sudah sangat buruk, baik melalui kritik secara diplomatis ataupun aksi.
Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu saja tidak bisa disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa. Mahasiswa pun masih tergolong kaum idealis, dimana keyakinan dan pemikiran mereka belum dipengaruhi oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan memiliki posisi diantara masyarakat dan pemerintah.
Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke pemerintah dapat berperan sebagai kontrol politik, yaitu mengawasi dan membahas segala pengambilan keputusan beserta keputusan-keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya. Mahasiswa pun dapat berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis masalah yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan realita yang terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu menyosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang harus “menerjemahkan” maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah dimengerti masyarakat.
Posisi mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri di antara idealisme dan realita. Tak jarang kita berat sebelah, saat kita membela idealisme ternyata kita melihat realita masyarakat yang semakin buruk. Saat kita berpihak pada realita, ternyata kita secara tak sadar sudah meninggalkan idealisme kita dan juga kadang sudah meninggalkan watak ilmu yang seharusnya kita miliki. Contoh kasusnya yang paling gampang adalah saat terjadi penaikkan harga BBM beberapa bulan yang lalu.
Perjuangan-perjuangan yang dilakukan mahasiswa kini sudah kehilangan esensinya, sehingga masyarakat sudah tidak menganggapnya suatu harapan pembaruan lagi. Perjuangan mahasiswa kini sudah berdiri sendiri dan tidak lagi “satu nafas” bersama rakyat.
Diharapkan kedepannya mahasiswa merupakan gerbang yang sangat potensial untuk mengkritiki kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak mengarah terhadap kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan hadirnya mahasiswa di tengah-tengah masyarakat sebagai penyambung lidah maka segala bentuk aspirasi antara masyarakat dan pemerintah dengan tujuan pembangunan dan kesejahteraan baik dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang maka akan menjadi nilai tolak ukur terpenting demi kemajuan suatu bangsa dan negara.




PENUTUP


Kesimpulan
Secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu sebagai penyampai kebenaran (agent of social control), sebagai agen perubahan (agent of change),dan sebagai generasi penerus masa depan (iron stock). Selain itu, seorang mahasiswa sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa harus mempunyai karakter dan jiwa pemimpin yang ideal, yang mana harus memiliki nilai lebih dalam kehidupannya. Sejatinya, generasi penerus dan pemimpin yang ideal harus tanguh, mandiri, tidak mudah putus asa, bertanggung jawab, berani, tegas, bertindak yang berlandaskan pancasila serta peka terhadap isu dan kejadian di sekitarnya.

Saran
Dalam mewujudkan peran mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa mulailah dari hal kecil di kehidupan sehari hari . seperti jujur dalam berkata kata, melakukan sebuah inovasi untuk perubahan di dalam belajar, ataupun belajar menjadi sebuah pemimpin di dalam sebuah regu . ingatlah sesuatu yang besar dimulai dari hal yang kecil.

DAFTAR PUSTAKA
Judul Buku : Agens of ChangePenulis : Endang Tri K. Sukarso, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Cetakan : Pertama, Oktober 2012
Seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. (Soekanto, 1992:273)





No comments:

Post a Comment

Jagoan-Jagoan Teknik Sipil

Dosen : Serepina Tiur Maida H. S.Sos., M.Pd. Oleh: Soalon Prima Malango Prima_malango@yahoo.com 2014 3124 7311 50005 ...