Dosen : Serepina Tiur Maida H. S.Sos., M.Pd.
Oleh:
Soalon Prima Malango
Prima_malango@yahoo.com
2014 3124 7311 50005
Oleh:
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S-1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MPU TANTULAR
2020
Wiratman Wangsadinata, Ahli Beton Indonesia
Pernah denger ide jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra?
Nah, seorang bapak bernama Wiratman lah penggagasnya.
Nggak sekedar ide yang ia tongolkan ke dunia. Beliau juga terbukti udah berhasil menyelesaikan proyek-proyek mentereng.
Pernah denger ide jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra?
Nah, seorang bapak bernama Wiratman lah penggagasnya.
Nggak sekedar ide yang ia tongolkan ke dunia. Beliau juga terbukti udah berhasil menyelesaikan proyek-proyek mentereng.
Di antaranya adalah Jembatan Ampera di Palembang, Restorasi Candi Borobudur, Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara, dan Gedung Wisma Dharmala di Jakarta.
.
Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata — begitu nama lengkap dan gelarnya — lahir di Jakarta, 25 Februari 1935.
.
Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata — begitu nama lengkap dan gelarnya — lahir di Jakarta, 25 Februari 1935.
Sebagai alumni jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung tahun 1954, beliau berkontribusi selama lebih dari setengah abad di bidang infrastruktur.
.
Telah lebih dari 4100 proyek ditanganinya. Puluhan penghargaan pun diraupnya.
Awal karier Pak Wiratman dimulai sebagai insinyur perencana di Jawatan Jalan-jalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan Umum (PU) pada 1960 sampai 1965.
Kemudian, Pak Wiratman kemudian menjadi Direktur PN Perencana Indah Karya pada 1965 sampai 1970.
Pak Wiratman juga pernah bikin perusahaan bernama PT Wiratman & Associates. Perusahaannya ini merancang proyek properti apartemen dan hotel seperti Four Seasons Residential Apartments, Mal Ciputra, dan Hotel Aryaduta.
Selain itu, Pak Wiratman juga merancang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mrica di Banjarnegara, PLTA Merangin, PLTA Kusan, Pembangkit Gresik, dan Telecommunication Tower.
Selain karya yang luar biasa, Pak Wiratman juga dikenal sebagai pakar struktur, terutama struktur tahan gempa.
Tercatat SNI 1726–2002 yang menjadi standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non-gedung.
Pak Wiratman punya ilmu yang bisa dibilang multidisipliner, ia bisa dikatakan ahli beton, ahli gempa, ahli jembatan dan ahli gedung tinggi.
Pak Wiratman mengajar mata kuliah Teknik Gempa di departemen Sipil ITB hingga ia pensiun mengajar.
Pak Wiratman menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 April 2017. Banyak banget pihak yang kehilangan sosoknya.
Sebagai seoang dosen, Pak Wiratman dikenal mengantarkan materi kuliah dengan perspektif yang unik.
.
Telah lebih dari 4100 proyek ditanganinya. Puluhan penghargaan pun diraupnya.
Awal karier Pak Wiratman dimulai sebagai insinyur perencana di Jawatan Jalan-jalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan Umum (PU) pada 1960 sampai 1965.
Kemudian, Pak Wiratman kemudian menjadi Direktur PN Perencana Indah Karya pada 1965 sampai 1970.
Pak Wiratman juga pernah bikin perusahaan bernama PT Wiratman & Associates. Perusahaannya ini merancang proyek properti apartemen dan hotel seperti Four Seasons Residential Apartments, Mal Ciputra, dan Hotel Aryaduta.
Selain itu, Pak Wiratman juga merancang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mrica di Banjarnegara, PLTA Merangin, PLTA Kusan, Pembangkit Gresik, dan Telecommunication Tower.
Selain karya yang luar biasa, Pak Wiratman juga dikenal sebagai pakar struktur, terutama struktur tahan gempa.
Tercatat SNI 1726–2002 yang menjadi standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non-gedung.
Pak Wiratman punya ilmu yang bisa dibilang multidisipliner, ia bisa dikatakan ahli beton, ahli gempa, ahli jembatan dan ahli gedung tinggi.
Pak Wiratman mengajar mata kuliah Teknik Gempa di departemen Sipil ITB hingga ia pensiun mengajar.
Pak Wiratman menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 April 2017. Banyak banget pihak yang kehilangan sosoknya.
Sebagai seoang dosen, Pak Wiratman dikenal mengantarkan materi kuliah dengan perspektif yang unik.
“Kuliah yang lain mengajarkan tentang keseimbangan struktur yang diam (statis) sedangkan Profesor Wiratman mengajarkan struktur yang berespon dengan keseimbangan dinamis,” kenang Prof. Ir. Bambang Budiono, Guru Besar Rekayasa Struktur Teknik Sipil ITB.
Obituari: Prof. Dr. Ir. H Wiratman Wangsadinata -
Obituari: Prof. Dr. Ir. H Wiratman Wangsadinata -
Nora Stanton Barney, Wanita Pertama Insinyur Teknik Sipil
Terlahir dari keluarga yang memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, Nora Stanton Barney Blatch nggak segan buat belajar ilmu Teknik Sipil.
Terlahir dari keluarga yang memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, Nora Stanton Barney Blatch nggak segan buat belajar ilmu Teknik Sipil.
Blatch belajar Teknik Sipil di Cornell University di Ithaca, New York, pada tahun 1905. Doi menjadi wanita pertama di Amrik yang punya gelar sarjana Teknik Sipil.
.
Pada tahun yang sama, Blatch menjadi wanita pertama yang diterima sebagai anggota (dengan status junior) dari American Society of Civil Engineers (ASCE).
Blatch bekerja untuk American Bridge Company pada tahun 1905–1906 dan untuk New York City Board of Water Supply.
Selanjutnya, Blatch juga bekerja di New York Public Service Commission sebagai asisten insinyur.
Saking jagonya, doi juga kerja di berbagai bidang, mulai kerja untuk Administrasi Pekerjaan Umum di Connecticut, hingga kerja di Rhode Island sebagai arsitek, inspektur teknik dan perancang baja struktural.
Nora juga dedikasi banget memperjuangkan p hak-hak perempuan di samping mengelola karirnya.
Mengikuti jejak ibu dan neneknya, Nora berkampanye untuk hak pilih perempuan dari tahun 1909 sampai 1917. Bahkan, doi menjadi presiden Perhimpunan Politik Perempuan pada tahun 1915.
.
Pada tahun yang sama, Blatch menjadi wanita pertama yang diterima sebagai anggota (dengan status junior) dari American Society of Civil Engineers (ASCE).
Blatch bekerja untuk American Bridge Company pada tahun 1905–1906 dan untuk New York City Board of Water Supply.
Selanjutnya, Blatch juga bekerja di New York Public Service Commission sebagai asisten insinyur.
Saking jagonya, doi juga kerja di berbagai bidang, mulai kerja untuk Administrasi Pekerjaan Umum di Connecticut, hingga kerja di Rhode Island sebagai arsitek, inspektur teknik dan perancang baja struktural.
Nora juga dedikasi banget memperjuangkan p hak-hak perempuan di samping mengelola karirnya.
Mengikuti jejak ibu dan neneknya, Nora berkampanye untuk hak pilih perempuan dari tahun 1909 sampai 1917. Bahkan, doi menjadi presiden Perhimpunan Politik Perempuan pada tahun 1915.
Sedyatmo, Perancang Pondasi Cakar Ayam
Mungkin temen-temen masih suka baca di buku pelajaran, kalau penemu pondasi cakar ayam adalah orang Indonesia.
Yep, tul sekalih! Bapak pintar yang bernama Sedyatmo lah yang merancangnya!
Pondasi cakar ayam ini merupakan Prof Dr Ir Sedijatmo — nama lengkap dan gelarnya — pada tahun 1961.
Mungkin temen-temen masih suka baca di buku pelajaran, kalau penemu pondasi cakar ayam adalah orang Indonesia.
Yep, tul sekalih! Bapak pintar yang bernama Sedyatmo lah yang merancangnya!
Pondasi cakar ayam ini merupakan Prof Dr Ir Sedijatmo — nama lengkap dan gelarnya — pada tahun 1961.
Tau nggak sih, kalau pondasi cakar ayam dibikin dalam kondisi yang dibilang mendesak?
.
Ketika itu Pak Sedyatmo sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta.
Alhasil, 2 menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi konvensional. Sedangkan sisa yang 5 lagi masih terbengkelai.
Menara ini sih inginnya bisa menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan. Pada saat itu, pesta olah raga Asian Games 1962 akan diselenggarakan.
Karena waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru.
.
Ketika itu Pak Sedyatmo sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta.
Alhasil, 2 menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi konvensional. Sedangkan sisa yang 5 lagi masih terbengkelai.
Menara ini sih inginnya bisa menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan. Pada saat itu, pesta olah raga Asian Games 1962 akan diselenggarakan.
Karena waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru.
Lahirlah ide Pak Sedyatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton. Plat beton ini didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya.
.
Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.
Oleh Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi nama sistem pondasi cakar ayam.
Bagi daerah yang bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya cocok untuk mendirikan gedung, tapi juga untuk membuat jalan dan landasan.
Satu keuntungan lagi, sistem ini tidak memerlukan sistem drainase dan sambungan kembang susut.
Kerennya, menara tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan tetap kokoh berdiri di daerah Ancol yang sekarang sudah menjadi kawasan industri.
.
Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.
Oleh Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi nama sistem pondasi cakar ayam.
Bagi daerah yang bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya cocok untuk mendirikan gedung, tapi juga untuk membuat jalan dan landasan.
Satu keuntungan lagi, sistem ini tidak memerlukan sistem drainase dan sambungan kembang susut.
Kerennya, menara tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan tetap kokoh berdiri di daerah Ancol yang sekarang sudah menjadi kawasan industri.
No comments:
Post a Comment